Selain Kepulauan Seribu, Kepulauan Karimunjawa adalah salah satu gugus kepulauan yang terletak di laut Jawa. Karimunjawa adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Jepara yang merupakan satu-satunya kecamatan di Jawa Tengah yang dipisahkan oleh laut. Dari daratan Jawa, pulau terdekat berjarak 45 mil arah barat laut dari kota Jepara. Karimunjawa merupakan gugusan pulau-pulau kecil dengan total luas daratan dan lautan 111.625 Ha yang berpenduduk lebih dari 8.800 jiwa. Terdapat 22 pulau di gugusan Karimunjawa.
Dari semua pulau di sini, sebagian besar penduduk tinggal di 5 pulau utama yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk, dan Pulau Genting. Kepulauan Karimun dipengaruhi oleh angin laut yang bertiup sepanjang tahun dengan suhu rata-rata 26-30 derajat Celcius. Menurut legenda yang beredar di masyarakat setempat, Karimunjawa berasal dari Kremun, sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti samar-samar. Karimunjawa yang memang terlihat samar-samar dari daratan Jawa ini sejak 1986 ini telah ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut.
Cagar Alam Karimunjawa diubah statusnya menjadi Taman Nasional Karimunjawa pada 1999. Sebagian besar Taman Nasional ini kemudian ditetapkan sebagai Kawasan Pelestarian Alam Perairan melalui Keputusan Menhut No.74/Kpts-II/2001. Taman Nasional Karimunjawa sering dipakai sebagai sarana penelitian tentang hal-hal yang berhubungan dengan kelautan, misalnya pengelolaan kawasan dan kegiatan rekreasi pantai, ekologi vegetasi hutan hujan tropik daerah pantai, vegetasi mangrove, ekologi terumbu karang serta keanekaragaman biota lautnya.
Terumbu karang di Taman Nasional Karimunjawa terdiri dari beberapa jenis yaitu terumbu karang tepi pantai (fringing reef), terumbu karang penghalang (barrier reef) dan beberapa taka (patch reef). Kekayaan biota lautnya terdiri lebih dari 90 jenis karang keras dan 242 spesies ikan. Dua jenis biota karang utama yang dilindungi yaitu akar bahar (Antiphates spp.) dan karang merah (Tubipora musica). Biota laut dilindungi yang lain adalah kepala kambing (Cassis cornuta), triton terompet (Charonia tritonis), nautilus berongga (Nautilus pompillius), batu laga (Turbo marmoratus), dan 6 jenis kima.
Selain terumbu karang dan hutan mangrove, wilayah pantai Kepulauan Karimun dipercantik pula dengan hamparan padang lamun yang luas. Di daratan, kawasan hutan juga menyimpan kekayaan berupa burung dan mamalia yang dilindungi. Terdapat populasi rusa dan monyet ekor panjang yang mendiami kepulauan ini. Sementara itu, burung elang laut dada putih yang merupakan spesies elang langka mendiami pulau Burung dan pulau Geleang sebagai habitat aslinya. Kedua pulau tersebut juga didiami 2 spesies penyu yang dilindungi, penyu sisik dan penyu hijau.
Untuk mendukung usaha pemerintah dalam melestarikan ekosistem kepulauan serta meningkatkan standar perekonomian penduduk setempat, Kecamatan Karimunjawa telah dikembangkan sebagai Desa Wisata dengan konsep ekowisata. Dengan mengandalkan kekayaan alam, Karimunjawa mengajak semua lapisan penduduk untuk melestarikan berbagai potensi yang ada. Selain itu, penduduk juga bisa meningkatkan penghasilan dengan membuka home stay, menjual cinderamata, membuka warung, atau menyediakan berbagai fasilitas bagi wisatawan yang berkunjung ke sana.
Berbagai kegiatan rekreasional bisa dilakukan selama berlibur di Kepulauan Karimunjawa. Pesona alam bawah lautnya menyediakan tempat untuk petualangan menyelam dan snorkelling. Karena berada di laut jawa yang relatif tenang, banyak titik yang bisa dipakai sebagai tempat penyelaman dan snorkeling, antara lain pantai-pantai di pulau Menjangan Besar, Menjangan Kecil, Geleang, Bengkoang, Parang, Kembar, Katang, Krakal Kecil, dan pulau Kumbang.
Selain itu, kegiatan petualangan laut yang lain adalah menjelajah laut dan melihat akuarium laut. Bagi yang takut menyelam, Karimunjawa menyediakan perahu yang bagian bawahnya terbuat dari kaca tembus pandang (glass bottom boat) yang disewakan pada pengunjung. Adanya bagian tembus pandang memungkinkan penumpang menikmati pemandangan dasar pantai tanpa harus menyelam. Pulau Menjangan Besar menyediakan fasilitas akuarium air laut. Pengunjung dapat menikmati keindahan berbagai spesies ikan hias di akuarium yang dibuat mirip dengan dasar laut yang sesungguhnya.
Naik ke darat, pengunjung bisa melakukan hiking menyusuri Gunung Gendero (600m), puncak tertinggi di Pulau Karimun dan di seluruh Kepulauan Karimunjawa. Untuk petualangan melihat satwa liar, pengunjung memerlukan ijin khusus dari pihak-pihak terkait untuk masuk ke Pulau Burung dan Pulau Geleang yang merupakan habitat asli elang laut.
Sebagai Desa wisata, Karimunjawa telah dilengkapi oleh berbagai sarana penunjang yang memadai. Pengunjung bisa mendatangi langsung Pusat Kerajinan Al Badri di desa Legon Cikmas dan Labiki di jalan Kapuran, pulau Karimunjawa untuk mendapatkan kerajinan kayu yang menjadi suvenir andalan Karimunjawa. Selain hasil kerajinan kayu, suvenir lain yang ditawarkan umumnya berupa hasil industri rumah tangga seperti kaus, topi, ikan teri, ikan asin, jenang, makanan olahan dari rumput laut, dan minyak kelapa.
Kepulauan Karimunjawa telah memiliki sarana akomodasi yang sangat memadai. Sarana akomodasi yang umumnya berupa pondok tinggal (home stay) milik perorangan, wisma, pondok apung, sampai hotel tersebar di pulau Karimunjawa, pulau Menjangan Besar, pulau Tengah, dan pulau Menyawakan. Ada sekitar 40 penginapan dan home stay yang tersebar di pulau-pulau tersebut dan tiap-tiap penginapan tersebut telah dilengkapi dengan telepon. Tarifnya penginapan-penginapan tersebut berkisar antara Rp 40.000,00 sampai Rp 300.000,00 per malam.
Kepulauan Karimunjawa dapat dicapai dari Semarang lewat pelabuhan Tanjung Mas, dan dari Jepara lewat pelabuhan Kartini. Dari Tanjung Mas Semarang, Kapal Motor Cepat (KMC) Kartini I, berangkat setiap Sabtu, pukul 9.00 dan Senin, pukul 7.00. Kapal yang sama juga melayani rute pelabuhan Kartini Jepara-Karimunjawa setiap Senin, pukul 10.00. Kapal Motor Muria yang melayani rute Jepara-Karimun berangkat setiap Sabtu dan Rabu, pukul 9.00.
Dari Kepulauan Karimun, Kartini I berangkat tiap Minggu, pukul 14.00 dan Selasa, pukul 9.00. KMP Muria berangkat tiap Senin dan Kamis pukul 09.00. Untuk angkutan antar pulau, tersedia sarana berupa kapal motor yang harganya tergantung jarak tempuh atau lama pemakaian. Karimun juga bisa diakses melalui jalur udara dengan pesawat jenis CASSA 212 yang berangkat dari Bandara Ahmad Yani, Semarang menuju lapangan udara Dewadaru di Pulau Karimunjawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar