TAMAN NASIONAL LAUT BUNAKEN MANADO TUA
-
Ditunjuk sebagai taman nasional oleh Menteri Kehutanan tahun 1991 dengan luas + 89.065 ha. Secara administratif pemerintahan berada pada Kabupaten Dati II Minahasa dan Kotamadya Manado, Propinsi Dati I Sulawesi Utara.
- Cara mencapai lokasi :
Sangat mudah dicapai dari Manado menggunakan perahu motor dalam waktu 25 menit. Untuk penyelaman di daerah arakan dan Wowontulap dapat digunakan jalan
darat selama + 40 menit.
- Potensi kawasan :
Di dalam kawasan terdapat sebuah gunung yang sudah tidak aktif lagi yaitu G. Manado Tua (+ 400 m dpl). Topografi dasar perairan secara umum memiliki konfigurasi relief/contur dasar yang beragam. Walaupun topografi dasarnya beragam, tetapi tidak terdapat daerah yang berbahaya.
Taman Nasiona
l Laut Bunaken Manado Tua termasuk beriklim tropis dengan curah hujan berkisar antara 2.000 - 3.000 mm per tahun, suhu udara antara 260 - 310 C. Musim kunjungan terbaik adalah pada bulan Mei s/d Agustus.
Taman Nasional Laut Bunaken Manado Tua sebagai taman laut terindah di dunia memiliki keanekaragaman jenis organisme akuatik yang langka seperti ikan duyung, dugong-dugong, lumba-lumba dan berbagai jenis ikan hias seprti Hippocampus sp., kima raksasa, penyu sisik, penyu hijau. Di wilayah dataran terdapat monyet hitam (Macaca nigra).
Ekosistem Tam
an Nasional Laut Bunaken terdiri dari berbagai habitat seperti padang lamun, rumput laut, terumbu karang dan hutan bakau.
Terumbu karang yang didominasi oleh jenis Pocilopora sp, Seriaattopora sp, Pachyseris sp, Porites sp, Fungia sp, Herpolitha sp, Holomitra sp, Galaxea sp, Pectinia sp, Lobophyllia sp, Echinopora sp dan Tubastrea sp.
- Kegiatan yang ditawarkan :
- Rekreasi dan wisata bahari antara lain diving, snorkeling, berjemur, berenang di laut dan lain-lain.
- Penelitian.
- Fasilitas yang tersedia :
Kantor, pos ja ga, pesanggrahan, menara pandang/pengamat, speed boat, peralatan menyelam dan lain-lain.
- Informasi lainnya :
Belum ada pengusahaan pariwisata alam.
Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektar, lokasi penyelaman (diving) hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu.
Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.
Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.
Taman Laut Bunaken
Lokasi Penyelaman Terpopuler Dunia
Sebagai primadona pariwisata kota Manado bahkan Provinsi Sulawesi Utara, Taman Nasional Bunaken disebut-sebut sebagai salah satu taman laut terindah di dunia. Taman Laut Bunaken terkenal karena formasi terumbu karangnya yang luas dan indah. Sebagai kawasan konservasi alam atau taman nasional di Indonesia, Taman Laut Bunaken sering dijadikan lokasi penyelaman oleh turis-turis domestik dan mancanegara.
Dari catatan Pemko Manado, Pulau Bunaken adalah satu dari 5 pulau yang terletak beberapa kilometer dari pesisir pantai Kota Manado. Taman Laut Bunaken seluas 75,26 hektar yang sangat terkenal itu terletak sangat dekat dengan Manado, meliputi pula Pulau Manado Tua, P Siladen, P Mantehage, dan P Nain. Lokasinya yang cukup strategis - sekitar 8 km dari daratan Kota Manado - dan dapat ditempuh dalam waktu setengah hingga dua jam, menjadikan Taman Nasional ini mudah dikunjungi wisatawan.
Apalagi, Taman Laut Bunaken termasuk di antara 10 tempat penyelaman terpopuler di dunia. Tempat ini banyak dikunjungi turis, khususnya para penyelam karena menawarkan penyelaman spektakular hingga kedalaman 100 meter lengkap pesona terumbu karang indah di dalamnya dengan air laut hangat yang menyegarkan.
Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spots) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Ke-12 titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.
Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.
Cara pencapaian lokasi dapat dicapai melalui Pelabuhan Manado dengan menggunakan perahu motor menuju Pulau Siladen. Sedangkan dari Blue Banter Marina, lokasi dapat dicapai dengan menggunakan kapal pesiar yang tersedia menuju daerah wisata di Pulau Bunaken dalam jarak tempuh sekitar 10-15 menit. Sementara dari Pelabuhan NDC (Nusantara Diving Center) di Kecamatan Molas, lokasi penyelaman di Pulau Bunaken dapat ditempuh dengan menggunakan speed boat dalam waktu sekitar 20 menit. Musim kunjungan terbaik adalah bulan Mei-Agustus setiap tahunnya.
Taman Laut Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan atau pesisir. Di bagian utara terdiri dari Pulau Bunaken, P Manado Tua, P Montehage, P Siladen, P Nain, P Nain Kecil, dan sebagian wilayah pesisir Tanjung Pisok. Sedangkan di bagian selatan meliputi sebagian pesisir Tanjung Kelapa.
Potensi daratan pulau-pulau di taman nasional ini kaya dengan jenis palem, sagu, woka, silar dan kelapa. Jenis satwa yang ada di daratan dan pesisir, antara lain kera hitam Sulawesi (macaca nigra nigra), rusa (cervus timorensis russa), dan kuskus (ailurops ursinus ursinus).
Jenis tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di hutan bakau Taman Nasional Bunaken adalah rhizophora sp, sonneratia sp, lumnitzera sp, dan bruguiera sp. Hutan ini juga kaya dengan berbagai jenis kepiting, udang, moluska dan berbagai jenis burung laut seperti camar, bangau, dara laut, dan cangak laut.
Jenis ganggang yang terdapat di taman nasional ini meliputi jenis caulerpa sp, halimeda sp, dan padina sp. Padang lamun yang mendominasi terutama di Pulau Montehage, dan Pulau Nain adalah thalassia hemprichii, enhallus acoroides, dan thalassodendron ciliatum.
Tercatat sedikitnya 13 jenis karang hidup di perairan Taman Nasional Bunaken, dengan dominasi jenis terumbu karang tepi dan terumbu karang penghalang. Yang paling menarik adalah tebing karang vertikal yang menghampar hingga sejauh 25-50 meter.
Sekitar 91 jenis ikan terdapat di perairan Taman Nasional Bunaken. Di antaranya yang sangat terkenal adalah ikan kuda gusumi (hippocampus kuda), oci putih (seriola rivoliana), lolosi ekor kuning (lutjanus kasmira), goropa (ephinephelus spilotoceps) dan pseudanthias hypselosoma, ila gasi (scolopsis bilineatus).
Wisata Manado
Selain Taman Nasional Bunaken, Kota Manado juga memiliki obyek wisata lain yang tidak kalah menarik. Di antaranya adalah Kelenteng Ban Hin Kiong di kawasan Pusat Kota yang dibangun pada awal abad ke-19 dan telah direnovasi pada tahun 1970. Klenteng ini terletak di Jalan Panjaitan, Manado.
Klenteng Ban Hin Kiong terdiri dari bangunan yang dihiasi ukiran-ukiran naga dan tongkat kayu berapi. Saat yang paling baik untuk mengunjungi klenteng ini adalah saat Tahun Baru Imlek, manakala berbagai tarian tradisional Tionghoa dipertontonkan kepada khalayak pengunjung. Juga, saat parade tradisional Tionghoa, Tai Pei Kong, adat-istiadat masyarakat Tionghoa yang dikembangkan sejak abad ke-14.
Peristiwa tersebut biasa disebut “Festival Taoist”, festival tahunan kesenian Tionghoa terbesar di Asia Tenggara. Tak pelak, peristiwa ini mampu menarik minat pelancong dari Cina, Jepang, Singapura, Malaysia dan negara-negara lainnya. Lokasi wisata lainnya yang tak boleh dilupakan adalah Museum Negeri Sulawesi Utara, dan Monumen (Tugu Peringatan) Perang Dunia Kedua. Salah satu keunggulan pariwisata Kota Manado terletak pada lokasi obyek-obyek wisatanya yang cukup strategis. Beberapa obyek wisata, khususnya yang terletak di Minahasa dapat dijangkau dalam waktu 1-3 jam dari Kota Manado. Objek-objek wisata ini, antara lain, Vulcano Area di Tomohon, Desa Agriwisata Rurukan-Tomohon, Panorama pegunungan dan Danau Tondano, Batu Pinabetengan dan Waruga di Sawangan.
Potensi wisata yang cukup besar di Kota Menado menjadikan industri pariwisata di kota ini kian tumbuh dan berkembang. paling tidak, hal ini ditandai dengan cukup banyaknya hotel dan sarana pendukung pariwisata, seperti hotel-hotel atau penginapan, biro perjalanan, dan restoran-restoran dan rumah-rumah makan dari berbagai kelas, dan sebagainya.
Di tengah krisis ekonomi dan situasi nasional yang kurang kondusif, industri pariwisata di Kota Manado tetap bergairah. Pengaruh krisis memang tak terelakkan namun kecenderungannya hanya bersifat sementara. Sebagai gambaran, pada 1998 kunjungan wisatawan mancanegara di Sulawesi Utara tercatat 34.509 orang, kemudian turun drastis menjadi 11.538 orang tahun 2000. Namun pada 2001 mulai menggeliat hingga meningkat menjadi 12.301 orang. Sedangkan wisatawan Nusantara pada 1998 berjumlah 432.993 orang, kemudian turun menjadi 279.014 orang (tahun 2000) dan agak meningkat menjadi 291.037 orang (tahun 2001). (Laurentius)
- Biaya Masuk Bunaken
Kenakan Tag Masuk Bunaken Anda dengan Bangga!
Semua pengunjung Taman Nasional Bunaken (penyelam maupun bukan penyelam) diwajibkan membayar tarif masuk, sesuai Perda Pemda Sulawesi Utara No. 9/2002. Tarif masuk untuk orang asing adalah Rp 50.000 untuk tiket harian (sekitar US$ 6), atau Rp 150.000 (sekitar US$ 17) dengan mendapatkan tag (lencana) masuk terbuat dari plastik tahan air yang berlaku untuk satu tahun kalender.
Tag masuk dan tiket harian dapat diperoleh langsung dari semua anggota NSWA, atau dari loket tiket di Pulau Bunaken dan Pulau Siladen. Tanda masuk tersebut harus dibawa setiap saat para pengunjung berada di dalam kawasan TNB, dan tag masuk dapat dengan mudah dikaitkan pada peralatan selam atau snorkeling ataupun pada tas ransel. Penerapan sistem tarif masuk ini dilaksanakan melalui pemeriksaan langsung oleh para ranger (polisi kehutanan/jagawana) di darat maupun di laut.
Sistem tarif masuk ini diadaptasi dari sistem Taman Laut Bonaire yang terkenal, dan hasil dari penjualan tarif masuk tersebut dikelola oleh Dewan Pengelolaan Taman Nasional Bunaken (DPTNB), suatu badan gabungan para pemangku kepentingan di mana NSWA juga duduk di dalamnya. Sistem ini telah sangat berhasil mengumpulkan dana lebih dari US$ 250.000 untuk program-program konservasi di Taman Nasional Bunaken sejak mulai diterapkannya pada tahun 2001.
Kami sangat menghargai dukungan dan kerja sama Anda dalam system pembayaran masuk ini. Konservasi habitat Bunaken yang luar biasa memerlukan pendanaan, dan biaya masuk Anda adalah suatu kontribusi berharga dalam penyelamatan karang-karang Bunaken. Untuk informasi lebih lanjut tentang Bunaken dan Sulawesi Utara secara umum (pariwisata lingkungan darat dan lautan),
Tidak ada komentar:
Posting Komentar